RSS

Kode makanan yang mengandung Babi


Kode-kode Produk Yang Mengandung Lemak Babi
Dr.M.Anjad Khan, Medical Research Institute, United States
Friday, 09 March 2007

Salah seorang rekan saya bernama Shaikh Sahib bekerja sebagai pegawai
di Badan Pengawasan Obat & Makanan (POM) di Pegal, Perancis. Tugasnya
adalah mencatat semua merek barang, makanan dan obat-obatan.

Produk apapun yang akan disajikan suatu perusahaan ke pasaran,
bahan-bahan produk tersebut harus terlebih dahulu mendapat ijin dari
Badan pengawas Obat dan Makanan Prancis dan Shaikh Sahib bekerja di
Badan tersebut bagian QC, oleh sebab itu dia mengetahui berbagai macam
bahan makanan yang dipasarkan. Banyak dari bahan-bahan tersebut
dituliskan dengan istilah ilmiah namun ada juga beberapa yang
dituliskan dalam bentuk matematis seperti E-904, E-141.

Awalnya, saat Shaikh Sahib menemukan bentuk matematis tersebut, dia
penasaran dan kemudian menanyakan kode matematis tersebut kepada
seorang perancis yang berwenang dalam bidang itu dan orang tersebut
menjawab ” KERJAKAN SAJA TUGASMU, DAN JANGAN BANYAK TANYA.

Jawaban tersebut menimbulkan kecurigaan buat Shaikh Sahib dan dia
kemudian mulai mencari tahu kode matematis tersebut dalam dokumen yang
ada.

Ternyata apa yang dia temukan cukup mengagetkan kaum muslim di dunia.
Hampir diseluruh negara barat termasuk Eropa, pilihan utama untuk
daging adalah daging babi. Peternakan babi sangat banyak di
negara-negara tersebut.

Di perancis sendiri jumlah peternakan babi mencapai lebih dari 42.000.
Jumlah kandungan lemak dalam tubuh babi sangat tinggi dibandingkan
dengan hewan lainnya. Namun orang Eropa dan Amerika berusaha
menghindari lemak-lemak tersebut. Kemudian yang menjadi pertanyaan
sekarang; dikemanakan lemak-lemak babi tersebut? Jawabannya adalah:
Babi-babi tersebut dipotong di rumah-rumah jagal dalam pengawasan
Badan POM dan yang membuat pusing Badan tersebut adalah membuang lemak
yang sudah dipisahkan dari daging babi. Dahulu kira-kira 60 tahun yang
lalu, lemak-lemak tersebut dibakar. Kemudian mereka berpikir untuk
memanfaatkan lemak-lemak tersebut.

Sebagai awal ujicobanya mereka membuat sabun dengan bahan lemak
tersebut dan ternyata itu berhasil. Lemak-lemak tersebut diproses
secara kimiawi,dikemas sedemikian rupa dan dipasarkan Dalam pada itu
negara-negara di eropa memberlakukan aturan yang mengharuskan
bahan-bahan dari setiap produk makanan, obat-obatan harus dicantumkan
pada kemasan. Oleh karena itu bahan yang terbuat dari lemak babi
dicantukam dengan nama Pig Fat (lemak babi) pada kemasan produk.

Mereka yang sudah tinggal di Eropa selama 40 tahun terakhir ini
mengetahui hal tersebut.Namun produk dengan bahan lemak babi tersebut
dilarang masuk ke negara-negara Islam pada saat itu sehingga
menimbulkan defisit perdagangan bagi negara pengekspor. Menoleh kemasa
lalu, jika anda hubungkan dengan Asia Tenggara, anda mungkin tahu
tentang factor yang menimbulkan perang saudara.

Pada saat itu, peluru senapan dibuat di Eropa dan diangkut ke belahan
benua melalui jalur laut. Perjalanannya memakan waktu berbulan-bulan
hingga mencapai tempat tujuan sehingga bubuk mesiu yang ada di
dalamnya mengalami kerusakan karena terkena air laut. Kemudian mereka
punya ide untuk melapisi peluru tersebut dengan lemak babi.

Lapisan lemak tersebut harus digigit dengan gigi terlebih dahulu
sebelum digunakan. Saat berita mengenai pelapisan tersebut tersebar
dan sampai ke telinga tentara yang kebanyakan Muslim dan beberapa
Vegetarian (orang yang tdk makan daging), maka tentara – tentara
tersebut menolak berperang sehingga mengakibatkan perang saudara
(civil war).

Negara-negara Eropa mengakui fakta tersebut dan kemudian menggantikan
penulisan lemak babi dalam kemasan dengan menuliskan lemak hewan.
Semua orang yang tinggal di Eropa sejak tahun 1970–an mengetahuinya.
Saat perusahaan produsen ditanya oleh pihak berwenang dari negara
Islam mengenai lemak hewan tersebut, maka jawabannya bahwa lemak
tersebut adalah lemak sapi & domba, walaupun demikian lemak-lemak
tesebut haram bagi muslim karena penyembelihan hewan ternak tersebut
tidak mengikuti syariat islam. Oleh karena itu produk dengan label
baru tersebut dilarang masuk ke negara-negara islam.

Sebagai akibatnya, perusahan-perusaha produsen menghadapi masalah
keuangan yang sangat serius karena 75% penghasilan mereka diperoleh
dengan menjual produknya ke negara islam, dimana laba penjualan ke
negara islam bisa mencapai milliar dolar.

Akhirnya mereka memutuskan untuk membuat kodifikasi bahasa yang hanya
dimengerti oleh Badan POM sementara orang awam tidak mengetahuinya.

Kode tersebut diawali dengan kode E-CODES. E-INGREDIENTS ini terdapat
di banyak produk perusahaan multinasional termasuk pasta gigi, sejenis
permen karet, cokelat, gula-gula, biscuit, makanan kaleng, buah-buahan
kalengan dan beberapa multi vitamin dan masih banyak lagi jenis produk
makanan & obat-obatan lainnya. Semenjak produk – produk tersebut di
atas banyakdikonsumsi oleh negara-negara muslim, kita sebagai
masyarakat muslim tidak terkecuali sedang menghadapi masalah penyakit
masyarakat yakni hilangnya rasa malu, kekerasan dan seks bebas (
kumpul kebo ).

Oleh karenanya, saya mohon kepada semua umat islam untuk memeriksa
terlebih dahulu bahan-bahan produk yang akan kita konsumsi dan
mencocokannya dengan daftar kode E-CODES berikut ini. Jika ditemukan
kode-kode berikut ini dalam kemasan produk yang akan kita beli, maka
hendaknya dapat dihindari karena produk dengan kode-kode tersebut di
bawah ini mengandung lemak babi.

E100, E110, E120, E140, E141, E153, E210, E213,

E214, E216, E234, E252, E270, E280, E325, E326,

E327, E334, E335, E336, E337, E422, E430, E431,

E432, E433, E434, E435, E436, E440, E470, E471,

E472, E473, E474, E475, E476, E477, E478, E481,

E482, E483, E491, E492, E493, E494, E495, E542,

E570, E572, E631, E635, E904.

Adalah tanggung jawab kita semua sebagai umat islam untuk mengikuti
syariat islam dan juga memberitahukan informasi ini kepada
saudara-saudara kita.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 HIJAB RAHMAH. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates